Monday, June 10, 2013

Bentuk-bentuk Utama Terapi

A. Supportive Therapy
- Merupakan suatu bentuk  terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
- Dalam terapi suportif ini, klinisian membantu pasien bagaimana cara untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalahnya.
- untuk beberapa orang, terapi ini dapat menambah tingkat adaptasi seseorang, kestabilan emosi, fungsi interpersonal, resiliensi, coping, dan self esteem.

B. Reeducative Therapy
- Terapi ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada pasien tentang masalah yang dihadapinya, melalui pemberian materi yang bersifat edukatif.
- Terapi ini ditujukan untuk memodifikasi tujuan-tujuan dan membangkitkan potensi kreatif dalam diri seseorang

C. Reconstructive Therapy
-  Dalam terapi rekonstruktif, perasaan dan ingatan lama akan dibongkar-bongkar.
Terapi rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi.

Monday, May 6, 2013

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi



Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi



Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi


Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.


Monday, April 8, 2013

Psikoterapi

Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang (wikipedia.org)
Psikoterapi dilakukan kepada semua orang ang setelah dilakukan konseling secara psikologis dinyatakan mengalami suatu gangguan psikologis, baik itu yang ringan, sedang, maupun berat. Ada banyak aliran psikoterapi yang digunakan di dunia, antara lain  aliran psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik.
Setiap aliran memilki keunggulan dan kelemahan masing-masing dan juga cara penerapan yang berbeda-beda pula.
Sebelum melaksanakan psikoterapi, wajib dilaksanakan sesi konseling antara konseli dengan konseli, guna memberikan diagnosa.Selain melakukan konseli, psikolog juga dapat memberikan serangkaian pengukuran psikologis seperlunya kepada konseli, untuk membantu psikolog dalam mendiagnosa gangguan yang dialami oleh konseli.

Saturday, January 5, 2013

Akulturasi Psikologis

Akulturasi merupakan suatu proses sosial dimana terjadi pencampuran dua atau lebih kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam setiap suatu penggabungan atau pencampuran dua atau lebih budaya, terdapat elemen-elemen budaya awal yang 'ditimpa' oleh elemen dari budaya baru. 'penimpaan' elemen budaya ini bisa saja berakibat baik, namun juga bisa berakibat buruk bagi kelangsungan hidup suatu budaya. Apabila bersifat mendukung, maka budaya tersebut akan menjadi semakin kuat eksistensinya, namun apabila bertentangan, maka harus ada salah satu budaya yang mengalah dan akhirnya hilang begitu saja.
Hal ini akan berpengaruh ke sisi psikologis seseorang, yang akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam bertindak dan berpikir. Akulturasi lambat laun akan benar-benar memberikan efek psikologis yang dahsyat bagi orang-orang banyak, sehingga akhirnya benar-benar bisa merubah kebudayaan menjadi lebih baik lagi, atau bisa juga menjadi lebih buruk, tergantung bagaimana kita menyikapi budaya itu, dan jenis budaya yang masuk tersebut.

Akulturasi Psikologis

Multikulturalisme

Multikulturalisme bila diartikan secara harfiah merupakan keragaman kultur atau budaya yang terdapat di dalam suatu lingkungan masyarakat. Budaya atau kultur ini mencakup nilai-nilai, bahasa, keyakinan, sistem politik, sistem kekerabatan dan sebagainya.
Indunesia merupakan salah satu contoh negara yang memiliki multikulturalisme. Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan banyak pulau besar maupun kecil, dimana setiap pulau memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda-beda. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Sebenarnya, multikulturalisme merupakan hal yang sangat baik untuk mempererat tali persaudaraan di dalam negeri ini, namun sayang masih banyak hal-hal kecil yang dapat menghambat perkembangan multikulturalisme di Indonesi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman tentang konsep multikulturalisme, sehingga tidak sedikit anggota dari suatu suku bersitegang dengan anggota suku lainnya walaupun hanya karena hal yang simple saja.
Tugas kita sebagai masyarakat Indonesia dan bagian dari masyarakat yang multikultural untuk memupuk rasa saling menghormati dan menghargai di antara rakyat Indonesia agar kelak multikulturalisme bisa diterapkan secara penuh di negeri kita tercinta ini.