Monday, March 19, 2012

KESEHATAN MENTAL


Kesehatan mental atau biasa disebut dengan Mental Hygiene, adalah keadaan seseorang yang memiliki mental yang sehat, terhindar dari berbagai macam gangguan, stress, atau depresi yang dapat mempengaruhi perilakunya. Orang yang dikatakan sehat secara mental, dapat berpikir jernih, tanpa halangan, dan dapat sukses. Orang yang memiliki mental yang sehat mampu terhindar dari stressor, yang mana merupakan penyebab/pemicu stress. Kesehatan mental ini juga berkaitan dengan bagaimana seseorang memikirkan dan menjalani kehidupan sehari2, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang lain, serta bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan.

Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).

ASPEK PRIBADI
KARAKTERISTIK
Fisik
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki Insight dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
Beriman kepada Allah, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal.

KLEPTOMANIA



Merupakan suatu gangguan kesehatan mental dimana penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri dan mengambil barang orang lain tanpa ijin. Walaupun sebenarnya barang yang dicuri ini merupakan barang yang notabene kurang berharga, seperti alat tulis, makanan ringan yang ada di mini market, ataupun barang2 pribadi milik orang lain seperti, gunting, kacamata, jam tangan, dsb. Walaupun intinya sama-sama ‘mencuri’ namun perilaku kleptomania ini tidak bisa dikatakan sama dengan tindakan rampok, ato mencuri pada umumnya, karena perilaku ini tidak terencana dan terorganisir.

MayoClinic, Rabu (30/3/2011) mengatakan bahwa kleptomania adalah gangguan kesehatan mental serius, yang bila tidak diobati akan membuat hidup si penderita itu menjadi hancur. Walaupun kleptomania sudah banyak menjalar di dalam masyarakat, namun hingga kini masih sedikit orang atau ilmuwan yang bisa memecahkan bagaimana perilaku kleptomania itu timbul. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kleptomania berhubungan dengan hormon otak, serotonin yang membantu mengatur suasana hati dan emosi. Perilaku kleptomania ini akan meningkat apabila si penderita mengalami tekanan batin yanng sangat kuat; stress, depresi, bahkan ketika dia mengalami cedera di kepala atau otak pun, perilaku kleptomania ini dapat meningkat.

Penderita kleptomania biasanya merasa tegang sebelum melakukan aksinya dan mendapat kepuasan batin setelah melakukan aksinya. Mereka sering muncul untuk ‘beraksi’ di tempat2 seperti mall, supermarket, pesta, atau rumah/kamar dari sahabat/orang terdekat/bahkan orang yang mungkin baru dia kenal sekalipun. Perilaku ini bila dibiarkan akan sangat berbahaya, karena dapat menyangkut masalah hukum. Terlebih lagi bila dia mekukan aksinya di supermarket atau tempat2 belanja. Bagaimana cara pengobatan perilaku ini? Seperti biasa, perilaku yang berkaitan dengan gangguan kesehatan mental dapat disembuhkan dengan menggunakan terapi, obat, maupun kelas konseling. Terapi perilaku kognitif merupakan terapi yang saat ini dirasa paling tepat untuk mengobati perilaku ini. Melalui terapi ini, penderita akan mengidentifikasi bahwa perilakunya adalah tidak sehat, dan mengubahnya menjadi perilaku yang lebih baik.