Sunday, January 19, 2014

Sistem Informasi Psikologi (Test Minat dan Bakat)

Nama Kelompok :    ARINTA AYU                          11510104
                           EDUARDUS SAPTONO PAMBUDI         12510247
                           ERNING AZZUKHRUF                 19510025
                           MIKYAL HUSNUL KHOTIMAH         14510403
                           RAHMANIA DEWI                 15510563
                           RISA APRIANI                         16510023
                           TIARA INTAN PUTRI                 16510886
                           RORO SILVIA YOLANDA                 1A512096



Analisis Kebutuhan Tes Minat dan Bakat

1. Eksternal Entities : Subjek

2. Keluaran Aplikasi : Laporan hasil tes


Proses Bisnis Tes Minat Dan Bakat

1. Subjek/pasien bisa mendatangi/ reservasi terlebih dahulu pada biro

2. Subjek melakukan pemilihan tes dari berbagai macam tes yang tersedia, pada kasus ini adalah Tes   minat dan bakat

3. Subjek mengisi formulir yang berisi data pribadi seperti nama, ttl, alamat, umur, pendidikan, jurusan, fakultas, kelas, no.hp, email, dll.

4. Setelah itu subjek diharapkan konsultasi terlebih dahulu pada psikolog agar pemilihan tesnya lebih akurat sesuai review pada data pribadi.

5. Pada tahap tersebut psikolog memberitahu bahwa setiap tes (DAT, FACT, GAT) memiliki harga yang berbeda.

6. Setelah pasien memilih, langsung dilakukan tes secara komputerisasi.

7. Hasil tes keluar, pasien diharap melakukan pembayaran.

8. Subjek juga dapat menunggu hasilnya langsung, atau dikirim via pos (ongkir sudah termasuk service).


Monday, June 10, 2013

Bentuk-bentuk Utama Terapi

A. Supportive Therapy
- Merupakan suatu bentuk  terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
- Dalam terapi suportif ini, klinisian membantu pasien bagaimana cara untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalahnya.
- untuk beberapa orang, terapi ini dapat menambah tingkat adaptasi seseorang, kestabilan emosi, fungsi interpersonal, resiliensi, coping, dan self esteem.

B. Reeducative Therapy
- Terapi ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada pasien tentang masalah yang dihadapinya, melalui pemberian materi yang bersifat edukatif.
- Terapi ini ditujukan untuk memodifikasi tujuan-tujuan dan membangkitkan potensi kreatif dalam diri seseorang

C. Reconstructive Therapy
-  Dalam terapi rekonstruktif, perasaan dan ingatan lama akan dibongkar-bongkar.
Terapi rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi.

Monday, May 6, 2013

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi



Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi



Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.

Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi


Kadang orang sering salah dalam mengartikan dan membedakan antara istilah konseling dan istilah psikoterapi. Banyak orang menganggap bahwa konseling sama dengan psikoterapi. Namun pada kenyataannya, konseling berbeda dengan psikoterapi.
Konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan konsultasi masalah psikologis antara klien dengan konselor atau psikolog. Dalam konseling, seorang konselor dituntut untuk mampu bersikap profesional dan menerima serta mendengarkan semua konsultasi yang diungkapkan oleh klien. Setelah konselor menganalisa masalah psikologis yang dialami oleh klien, maka tugas konselor selanjutnya adalah memberikan pilihan kepada klien dalam menyelesaikan maslah yang dialami oleh klien tersebut.
Dalam memberikan beberapa pilihan, konselor atau psikolog dapat memberikan pilihan berupa terapi psikologis untuk diterapkan pada klien. Jadi, terapi psikologis atau psikoterapi diberikan oleh konselor atau psikolog kepada klien nya setelah konselor atau psikolog menganalisa masalah yang terjadi pada diri klien tersebut melalui proses konseling.
Konseling lebih menitikberatkan analisa dari masalah yang dihadapi oleh klien, serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian terhadap klien, sedangkan psikoterapi menitikberatkan pada pemecahan masalah psikologis yang berhasil dianalisa dalam sesi konseling dengan menggunakan berbagai macam terapi-terapi psikologis yang sudah ada.


Monday, April 8, 2013

Psikoterapi

Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang (wikipedia.org)
Psikoterapi dilakukan kepada semua orang ang setelah dilakukan konseling secara psikologis dinyatakan mengalami suatu gangguan psikologis, baik itu yang ringan, sedang, maupun berat. Ada banyak aliran psikoterapi yang digunakan di dunia, antara lain  aliran psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik.
Setiap aliran memilki keunggulan dan kelemahan masing-masing dan juga cara penerapan yang berbeda-beda pula.
Sebelum melaksanakan psikoterapi, wajib dilaksanakan sesi konseling antara konseli dengan konseli, guna memberikan diagnosa.Selain melakukan konseli, psikolog juga dapat memberikan serangkaian pengukuran psikologis seperlunya kepada konseli, untuk membantu psikolog dalam mendiagnosa gangguan yang dialami oleh konseli.

Saturday, January 5, 2013

Akulturasi Psikologis

Akulturasi merupakan suatu proses sosial dimana terjadi pencampuran dua atau lebih kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam setiap suatu penggabungan atau pencampuran dua atau lebih budaya, terdapat elemen-elemen budaya awal yang 'ditimpa' oleh elemen dari budaya baru. 'penimpaan' elemen budaya ini bisa saja berakibat baik, namun juga bisa berakibat buruk bagi kelangsungan hidup suatu budaya. Apabila bersifat mendukung, maka budaya tersebut akan menjadi semakin kuat eksistensinya, namun apabila bertentangan, maka harus ada salah satu budaya yang mengalah dan akhirnya hilang begitu saja.
Hal ini akan berpengaruh ke sisi psikologis seseorang, yang akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam bertindak dan berpikir. Akulturasi lambat laun akan benar-benar memberikan efek psikologis yang dahsyat bagi orang-orang banyak, sehingga akhirnya benar-benar bisa merubah kebudayaan menjadi lebih baik lagi, atau bisa juga menjadi lebih buruk, tergantung bagaimana kita menyikapi budaya itu, dan jenis budaya yang masuk tersebut.